Showing posts with label opini. Show all posts
Showing posts with label opini. Show all posts

Jika Aku Menjadi Ketua Umum PSSI

Jabatan merupakan sesuatu yang dipercayakan kepada kita dan nanti akan dimintai pertanggungjawaban, Baik pertanggungjawaban itu secara horizontal kepada manusia maupun secara vertikal kepada Allah SWT. Tapi anehnya di negeri ini jabatan malah diminta dan direbutkan. Asalkan ada uang dan koneksi semua bisa dapat dilakukan tanpa melihat apakah yang dilakukannya halal ato haram.

Yang paling lucu dan berita paling hot saat ini dari negeri khatulistiwa ini adalah seseorang yang menjadi terdakwa bisa mudah melanggeng untuk menjadi calon ketua umum dalam suatu organisasi penting. Yach yang lagi hot saat ini adalah proses pencalonan KETUM PSSI beserta kongresnya. Seharusnya-kan ndak lulus coz kalo
tidak salah untuk mendaftar kayak gitu pasti disuruh membuat surat kelakuan baik dari kepolisian.Mendaftar untuk menjadi PNS saja harus mengumpulkan berkas2 yang lumayan banyak yang salah satunya berisi "surat kelakuan baik". Kalo di pikir-pikir kan harusnya tidak lolos kan.

Yach begitulah nasib dan keadaan negeri ini. "Alangkah lucunya negeri ini". Tapi kita berharap semoga keadaan negeri ini bisa berubah. Termasuk keadaan sepakbola nasional. PSSI sebagai induk olahraga yang paling melangit di bumi ini mempunyai andil dalam keterpurukan kondisi sepakbola nasional.


Kali ini anaklawu akan mencoba berandai-andai. Walaupun sebenarnya berandai-andai itu ndak boleh..he3x. Tapi kalo misalkan berandai andai/bermimpi dan ada perencanaannya-kan ndak masalah. Misalkan saja anaklawu termasuk dalam bakal calon ketua PSSI dan nanti terpilih sebagai KETUM PSSI, ada beberapa program yang akan anaklawu lakukan.
Yang pertama anaklawu akan mensurvey pejabat PSSI yang terjerat kasus hukum(korupsi dsb), walaupun sangat berat dan pasti banyak tantangannya. Tapi ndak salahnya kalo dicoba. Pejabat PSSI yang terbukti terkena kasus hukum langsung dicopot...jadi ndak kaya sekarang "udah terbukti bersalah kok malah bisa jadi KETUM".
Menurutku kenapa prestasi sepakbola di negeri bobrok, yach karena ada permasalahan di internal PSSI.Yang harus dibenahi adalah sistem dan orangnya.

Setelah internal PSSI kita rombak baru kita perbaiki proses seleksi, agar nantinya terpilih pemain2 berkualitas.Yang tidak kalah penting adalah program regenerasi pemain yang berjalan secara periodik, agar nantinya Tim Garuda bisa mengepakkan sayapnya ke angkasa. Semua itu perlu kerja keras dari semua pihak. Baik itu PSSI, para pemain, suporter dan para insan sepakbola di tanah air. Yach begitulah komentar anaklawu football lovers, kalo misalnya dipercaya menjadi Ketua Umum PSSI...... kalo menurut temen2 apa yang akan temen2 lakukan bila menjadi Ketua umum PSSI ?

Read More..

Apakah Salahku Pak Polisi ?

Kejadian itu berlangsung tanggal 20 September 2010 jam 14.58 (kira2 mendekati waktu Sholat Ashar untuk daerah DIY dst). Aku dan motorku melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Solo menuju Jogja.Pas waktu itu aku membawa banyak barang(printer + speaker aktif), maklum masih musim mudik. Dari Solo sampai kota Klaten perjalanan masih aman dan terkendali. Pikirku "Aman2 saja". Pas di perempatan sebelum ke arah objek wisata candi Prambanan, aku menerobos trafik light (BANGJO) yang menurutku warna lampu a kuning mendekati merah. Aku menerobos bersama 2 kendaraan.Pikirku kalo berhenti mendadak bisa membahayakan diriku dan pengendara yang lain, coz kecepatan motorku kayaknya mencapai 100 km /jam (kecepatan pastinya ndak tahu, soalnya spedometerku rusak). Pas di pertigaan di dekat Masjid Prambanan aku berhenti, coz lampu bangjonya merah. Tiba2 dari belakang pak polisi berpakai seragam berompi hijau memberi salam hormat kepadaku "Selamat sore mas". Pikirku ini ada tanda2 mau di tilang nich. Aku mau kabur tapi ndak jadi. Bukannya karena takut ato pengin jadi orang yang bertanggung jawab tapi karena ndak ada ruang untuk kabur. Tapi ndakpapa. Ya sudahlah, aku harus menerima cobaan ini dengan keikhlasan. karena sesuatu kejadian pasti ada hikmahnya.

Kemudian aku dibawa ke pos polisi. Aku diinterogasi oleh pak polisi. Ku kemukakan alasanku kepada pak polisi, tapi mereka menolak mentah2 alasanku. Pikirku "Apakah semua polisi dilatih untuk ngotot dan ndak mau menerima alasan orang lain". Aku kemudian ditakuti oleh pak polisi, kalo masalahnya pengin kelar, maka harus diselesaikan di pengadilan. Waduh pikirku kalo diselesaikan di pengadilan masalahnya jadi ribet, maka aku minta remisi permohonan kepada pak polisi. Aku minta damai, tapi pak polisi menolak.Kata pak polisi "Kalo pengin masalahnya selesai disini, kamu bayar uang 60ribu (50ribu untuk kas polisi + 10ribu untuk saya)".Akhirnya terjadi transaksi jual beli antara aku dengan pak polisi. Aku tawar 20ribu,pak polisi itu belum memberikan SIM dan STNK-ku. Terpaksa aku ngeluarin jatah uang makanku di jogja sejumlah 50rb.Setelah itu polisi itu diam dan memberikan SIM dan STNK-ku kemudian menyuruh aku pergi. Sebelumnya pak polisi itu memberi nasihat kepadaku "Hati2 mas, tadi udah ada yang menerobos lampu merah terus dibawa ke rumah sakit. Masih untung kamu mas, biaya perawatan di rumah sakit lebih mahal daripada biaya tilang mas". Menurutku polisi itu hanya bisa memberi nasihat tapi ndak mau menerima nasihat.Kata orang bijak "orang kalo pengin maju harusnya mau menerima kritikan dari orang lain". Menurut temen2 gimana? Apakah kondisi ini hanya terjadi di Indonesia saja, ataukah di luar negeri kondisi kepolisiannya sama seperti di Indonesia.

Read More..